Adalah
seorang jenderal dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah
utara Irak). Ia mendirikan Dinasti
Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, Irak, Mekkah Hijaz, Diyar
Bakr, dan sebagian Yaman. Ia lebih dikenal dengan nama julukannya
yaitu, Salahuddin Ayyubi/Saladin/Salah ad-Din
Salahuddin
terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan
militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia
berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah
seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam
kitab hadits Abu Dawud
Saat
itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur
Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut
wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub
(ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat
Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin
mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik.
Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk
mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan
istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi
seorang wazir (konselor)
Saladin
merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan
mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya
yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai
kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius:
Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka
melawan para prajurit salib
Dengan
kematian Nuruddin (1174) dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia
memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu
dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.
Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia
pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung
Fatimid, dia lalu melanjutkan ke Laut Merah untuk
menaklukan Yaman. Dia juga disebut waliullah yang artinya teman
Allah bagi kaum muslim Sunni.
Tahun
559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana
Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamannya meninggal, jabatan Perdana
Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.
Shalahuddin
Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi
Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan
Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah
Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun
567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah
terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Sultan
Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, Damaskus diserahkan kepada
puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail. Di bawah seorang wali terjadi
perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan
Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk
membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang
tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan
menyatakan diri sebagai raja untuk
wilayah Mesir dan Syam pada tahun 571 H/1176 M dan berhasil
memperluas wilayahnya hingga Mousul, Irak bagian utara.
0 Komentar