Berdamai dengan Cinta



Oleh : Muhammad Yahya Firdaus

(Pelajar PPI 27 Situaksan Bandung)


“Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu sedan. Tetapi cinta meghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan.

-Buya Hamka-

                Cinta itu mendominasi. seseorang yang mencintai sesuatu pasti dia akan mengorbankan tubuh dan raganya hanya demi sesuatu yang dicintainya, bahkan dia rela mengorbakan waktu siang dan malam nya hanya untuk mendapatkan sesuatu yang dicintainya. oleh karena itu, apakah benar kita sebagai makhluk Allah telah benar-benar mencintai Allah? Apakah kita telah mengorbakan segala yang kita miliki hanya untuk-Nya?

                Jadi jikalau kita mempunyai banyak waktu, harta, tahta, apakah kita telah mengorbankan semua itu hanya untuk mendapatlan cinta Allah SWT? 

                Kita memang manusia biasa, kita mempunyai indra dan kita tidak dapat merasakan sesuatu yang kita tak dapat mengindranya. Allah memang tidak bisa kita indra, bahkan mustahil kita bisa mengindranya selagi kita masih ada didunia, namun dengan cinta yang sebenar-benar cinta mengajarkan bahwa kita mencinta bukan dengan mata, namun dengan akal.

Mengapa?

                Karena mata hanya bisa mengagumi apa yang dilihat oleh mata itu sendiri. Namun tidak dengan akal, akal  berusaha mencari sesuatu yang tidak nampak, karena dibalik sesuatu yang nampak ada sesuatu yang lebih layak tuk dikagumi dan dicintai.

 

Daftar pustaka

·         Nasihat-nasihat keseharian

·         Tausiah aa gym

·         Alfit lyceum

 

 

Posting Komentar

0 Komentar