(Pelajar PPI 27 Situaksan Bandung)
“Cinta
bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu
sedan. Tetapi cinta meghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan
menempuh onak dan duri penghidupan.
-Buya
Hamka-
Cinta itu mendominasi. seseorang yang mencintai sesuatu
pasti dia akan mengorbankan tubuh dan raganya hanya demi sesuatu yang
dicintainya, bahkan dia rela mengorbakan waktu siang dan malam nya hanya untuk
mendapatkan sesuatu yang dicintainya. oleh karena itu, apakah benar kita
sebagai makhluk Allah telah benar-benar mencintai Allah? Apakah kita telah
mengorbakan segala yang kita miliki hanya untuk-Nya?
Jadi jikalau kita mempunyai banyak waktu, harta,
tahta, apakah kita telah mengorbankan semua itu hanya untuk mendapatlan cinta Allah
SWT?
Kita memang manusia biasa, kita mempunyai indra dan
kita tidak dapat merasakan sesuatu yang kita tak dapat mengindranya. Allah
memang tidak bisa kita indra, bahkan mustahil kita bisa mengindranya selagi
kita masih ada didunia, namun dengan cinta yang sebenar-benar cinta mengajarkan
bahwa kita mencinta bukan dengan mata, namun dengan akal.
Mengapa?
Karena mata hanya bisa mengagumi apa yang dilihat
oleh mata itu sendiri. Namun tidak dengan akal, akal berusaha mencari sesuatu yang tidak nampak,
karena dibalik sesuatu yang nampak ada sesuatu yang lebih layak tuk dikagumi
dan dicintai.
Daftar pustaka
·
Nasihat-nasihat
keseharian
·
Tausiah
aa gym
·
Alfit
lyceum
0 Komentar