Oleh :
Muhammad Ma'ruf
Akhir-akhir ini
bermunculan ceramah, khutbah, pengumuman dari beberapa muballigh yang biasa
orang awam kenal sebagai ustadz akhir zaman. Dengan sebutan
tersebut menjadi pengingat bahwa kita sedang di penghujung zaman. Musibah
bencana alam juga menjadi pertanda dekatnya kita dengan hari akhir itu. Lantaran
banyak hadits yang mengabarkan jika marak terjadi bencana alam, hal itu menandakan
akhir zaman akan segera tiba. Adapula yang menyebut bahwa tanda-tanda itu hanya
cocoklogi bagi orang yang mengkritik atau kontra terhadap ayatullah.
Sebetulnya dengan
diutusnya Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam saja sudah
menunjukkan akhir zaman itu sendiri, karena beliau penutup para nabi. Namun,
tanda-tanda Allah atau ayatullah-lah yang menjadikan proses menuju kehancuran
dunia (kiamat) di akhir zaman semakin nyata bagi kita semua.
Manusia akan dibuat
mengerutkan alis matanya dengan situasi dan kondisi bahwa pengetahuan tentang
tanda-tanda akhir zaman bukanlah sebuah prediksi maupun cocoklogi manusia
semata, tetapi merupakan penuturan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال:أن رسول الله ﷺ قال : (بعثت
أنا والساعة كهاتين). يشير بإصبعيه فيمدهما
Dari
Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda: “(Masa) diutusnya aku dan (hari
terjadinya) kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau memberikan isyarat dengan
jari telunjuk dan jari tengahnya. Lalu merenggangkannya. (HR. Abu
Hurairah).
Hadits
ini menjelaskan bahwa dengan diutusnya Nabi Muhammad (nabi terakhir) maka tak
lama kiamat akan terjadi. Pada saat Nabi saw. hidup pun jarak antara zaman Nabi
saw. dengan kiamat hanya sedekat jari telunjuk dan jari tengah direnggangkan
sedikit. Jelas bahwa hal tersebut jika dikonfigurasi dengan zaman sekarang
menunjukkan makin sempit waktu dengan akhir zaman karena pada zaman Nabi saw.
saja sudah sedekat itu.
ﺇِﻥَّ
ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ
ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
“Sesungguhnya Allah ta’ala tidak mengangkat
ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat
ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun,
manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka
(orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.”
Sedikitnya ilmu
dan tersebarnya kebodohan
Para Uuama memberikan pemahaman bahwa
berkurangnya ilmu adalah dengan banyaknya para ulama diwafatkan. Sehingga
banyak orang yang tersesat sebab ilmu telah hilang dari muka bumi hingga
terjadi kebodohan. Karena sumber ilmu pengetahuan itu berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunah yang hanya para ulama-lah yang mampu memahaminya dengan netral dan
terperinci. Nabi Muhammad saw. juga meyakini sesungguhnya para ulama adalah
pewaris Nabi setelah Nabi Muhammad wafat. Contohnya seperti wafatnya Syaikh Ali
Jaber, Syaikh Yusuf al-Qardawi, dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili.
وَيَظْهَرَ الزِّنَا
Merebaknya
Perzinahan
Merebaknya perzinahan dapat dipahami lebih
intens. Dalam konteks ini seringkali kaum wanita menjadi sasaran eksploitasi
orang yang tidak bertanggungjawab. Merebaknya perzinahan menjadi tanda-tanda
kiamat yang paling jelas dan bisa dilihat dengan kasat mata. Karena Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang
bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata,
“Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan
terjadi”.
Maksudnya ialah banyak orang yang tak
memiliki rasa malu untuk melakukan perzinahan di tempat umum, seperti banyaknya
kaum muda yang hanya ingin mendapatkan kepuasan cinta dengan berpacaran bahkan
hingga tidur sekamar dengan yang bukan mahram. Di zaman sekarang hal tersebut
dipandang lumrah dengan alasan kami butuh emosional cinta menurut cara kami
sendiri atau kami hidup dan bebas berekspresi. Padahal hal tersebut sudah jauh
melenceng dari syari`at Islam. Selain itu kemajuan teknologi memudahkan
pengaksesan hal-hal yang berbau pornografi di zaman ini.
Dan pada akhir zaman kelak, setelah kaum muslimin
lenyap, tinggallah orang yang buruk seenaknya saja melakukan persetubuhan
seperti keledai di pinggir jalan. Maka dari itu, kita yang memiliki kesadaran
hati akan semua hal ini sudah sepatutnya beramal baik sebanyak mungkin, tak
perlu terlalu memikirkan tanda-tanda kiamat. Yang kita perlukan hanya taat
kepada syari`at Allah dan terus mengumpulkan bekal agar kita siap kapan pun
menyambut hari akhir. Wal-Laahu A’lam
0 Komentar