Pertolongan dan Ujian yang Allah Berikan

Oleh :

Diaz

(Pelajar Pesantren Persis 27 Situaksan Bandung)

Dalam hidup ini tentu manusia tidak lepas dengan ujian karena di dunia ini adalah tempatnya ujian dan cobaan. Namun kita sebagai manusia harus bisa memainkan peran yang baik ibaratnya kita di dunia ini sedang memainkan peran panggung yang besar yang tentunya di balik panggung itu ada sutradara, pemain dan script (skenario). Dalam kehidupan ini, peran sutradara atau pengatur alur cerita kehidupan adalah Allah Swt., manusia sebagai pemeran utama, dan acuan dalam melakoni perannya, atau script-nya adalah Al-Qur’an atau ajaran agama.

Tentunya seorang pemain harus memetuhi perintah yang sutradara berikan. Karena kalau tidak, sang sutradara akan menegur pemain tersebut. Begitu pun kita hidup di dunia pastinya kita harus mematuhi perintah Allah Swt. yang telah ditentukan. Karena apabila kita melanggarnya maka jelas kita akan mendapatkan konsekuensi teguran dari sang sutradara berupa ujian hidup. Sebagaimana firman Allah Swt.: 

ٱلَّذِيْ  خَلَقَ  الْمَوْتَ  وَا لْحَيٰوةَ  لِيَبْلُوَكُمْ  اَيُّكُمْ  اَحْسَنُ  عَمَلًا   ۗ وَهُوَ  الْعَزِ يْزُ  الْغَفُوْرُ  

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun." (QS. al-Mulk [67]: 2)

Ujian di dunia ini bermacam-macam. Ada orang yang ditimpa oleh penyakit, harta atau pun jabatan. Sehingga tiap manusia menghadapi ujian itu berbeda-beda. Ada pula seseorang ketika ditimpa ujian itu semakin kuat dan semakin dekat dengan Allah atau pun sebaliknya, ada juga manusia ketika ditimpa ujian malah semakin jauh atau semakin lalai terhadap perintah Allah Swt. Padahal Allah menurunkan ujian agar terbukti keimanan yang dusta dengan keimanan yang sebenarnya. Sebagaimana firman Allah Swt.:

اَحَسِبَ  النَّا سُ  اَنْ  يُّتْرَكُوْۤا  اَنْ  يَّقُوْلُوْۤا  اٰمَنَّا  وَهُمْ  لَا  يُفْتَـنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?" (QS. al-'Ankabut [29]: 2)

‎وَلَقَدْ  فَتَـنَّا  الَّذِيْنَ  مِنْ  قَبْلِهِمْ  فَلَيَـعْلَمَنَّ  اللّٰهُ  الَّذِيْنَ  صَدَقُوْا  وَلَيَعْلَمَنَّ  الْكٰذِبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. al-'Ankabut [29]: 3)

Tidak ada kata terlambat untuk pertolongan Allah, pertolongan Allah ada pada waktu yang tepat. Terkadang orang bertanya kapan pertolongan Allah datang? Mengapa Allah membiarkan rasa sakit dan kesulitan ini terjadi? Kecemasan sering kali merupakan akibat dari pertolongan Allah yang tidak kunjung datang. Padahal jawabannya sudah diberikan di dalam Al-Qur'an. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

‎اَمْ  حَسِبْتُمْ  اَنْ  تَدْخُلُوا  الْجَـنَّةَ  وَ  لَمَّا  يَأْتِكُمْ  مَّثَلُ  الَّذِيْنَ  خَلَوْا  مِنْ  قَبْلِكُمْ   ۗ مَسَّتْهُمُ  الْبَأْسَآءُ  وَا لضَّرَّآءُ  وَزُلْزِلُوْا  حَتّٰى  يَقُوْلَ  الرَّسُوْلُ  وَا لَّذِيْنَ  اٰمَنُوْا  مَعَهٗ  مَتٰى  نَصْرُ  اللّٰهِ   ۗ اَ لَاۤ  اِنَّ  نَصْرَ  اللّٰهِ  قَرِ يْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah [2]: 214)

Ujian ini juga berlaku kepada para nabi dan rasul, bahkan ujian para nabi dan rasul lebih berat daripada manusia yang lainnya. Contohnya, yang pernah dirasakan oleh Nabi Ibrahim a.s., kekasih Allah yang tidak lepas dari ujian. Beliau a.s. pernah dibakar oleh raja namrud, lalu datanglah malaikat jibril untuk menawarkan bantuan. Namun Nabi Ibrahim a.s. berkata bahwa dirinya tidak membutuhkan bantuan dan pertolongan apa pun, kecuali hanya butuh (pertolongan) dari Allah. Betapa besarnya ujian para nabi dan betapa besar pula kesabaran dan keyakinan mereka kepada Allah Swt.

Dan ada pula cobaan yang menimpa Nabi Musa a.s. ketika dikejar oleh tentara firaun, maka pada saat itu Allah Swt. menyelamatkan Nabi Musa beserta sekitar 250 orang kaumnya lewat mukjizat yang Allah turunkan kepada beliau dengan membelah lautan. Betapa sulit ujian yang dialami oleh Nabi Musa ini, akan tetapi semakin sulit ujian maka semakin dekat dengan pertolongan Allah Swt.

Ujian ini juga menimpa juga kepada Nabi Muhammad Saw. ketika sampai pada hari perang Badar. Nabi saw. melihat jumlah sahabatnya yang sedikit, sedangkan kaum kafir Quraisy begitu banyak. Sehingga jumlah antara dua pasukan tersebut tidak seimbang. Hal ini membuat beliau gelisah, hingga beliau saw. menghadap kiblat dan berdoa dengan sepenuh hati dengan mengangkat kedua tangannya. Beliau berdoa: "Ya Tuhanku, penuhilah apa yang Engkau janjikan kepadaku”. Kemudian tanggal 17 Ramadan 2 Hijrah, perang Badar berkobar. Dalam suasana perang yang berkecamuk, pada bulan Ramadhan pula, Rasulullah saw. kembali berdoa sepenuh harapan: "Ya Allah! Jika umat Islam kalah dalam perang ini maka tidak akan ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini”.

Dalam suasana genting seperti itu, doa Nabi diperkenankan Allah subhanahu wa ta’ala, pertolongan datang dengan menurunkan malaikat yang berbaris-baris bergabung bersama-sama dengan pasukan Islam. Hal itu diabadikan Allah Swt. dalam al-Qur’an, yang berbunyi:

‎اِذْ  تَسْتَغِيْثُوْنَ  رَبَّكُمْ  فَا سْتَجَا بَ  لَـكُمْ  اَنِّيْ  مُمِدُّكُمْ  بِاَ لْفٍ  مِّنَ  الْمَلٰٓئِكَةِ  مُرْدِفِيْنَ

"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (QS. al-Anfal [8]: 9)

Posting Komentar

0 Komentar